Minggu, 30 Oktober 2016

Menulis Straight-News

Foto: Stipula Pen/ wikimedia.org

 


Menurut Lary Kurtzman dan Dennis G. Jerz (1999) berita langsung (hard news/straight news) dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat menghentikan bacaannya kapan pun dia inginkan dan dapat melanjutkannya lagi kapan pun dia mau. Tujuan penulisan berita langsung berbeda dengan penulisan feature atau artikel yang bertujuan untuk mendorong pembaca menyelesaikan bacaannya hingga ke akhir cerita atau tulisan tersebut. Oleh karenanya, tidak perlu membuat “kesimpulan” dalam sebuah berita langsung . Pembaca berita lempang biasanya mengakhiri bacaannya ketika merasa bosan, dan cenderung tidak banyak pembaca yang menyelesaikan hingga akhir tulisan.


Judul berita:
JUDUL berita (News Title, Headline) adalah bagian terpenting sebuah berita. Karena bagian terpenting, maka bagian ini pula yang tersulit dalam proses penulisan berita. Headline (judul berita) berisi kata-kata penting yang menyampaikan subjek berita dan menggambarkan isi berita. 
         Judul berita memiliki karakteristik:
  1. Judul berita adalah kalimat abstrak
  2. Biasanya hanya terdiri dari 5-10 kata 
  3. Berupa pemikiran/gagasan lengkap
  4. Terdiri dari Subjek dan Kata Kerja (Predikat) dan sering juga dilengkapi Objek

                                    
Teras berita (atau lead):
Kalimat pertama dalam berita, merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam berita. Gunakan teras berita sebagai pemicu bagi pembaca untuk meneruskan bacaannya hingga kepada isi dan akhir berita yang Anda buat. Untuk itu, menyajikan teras berita yang tepat dan menarik menjadi penting.

Kutipan langsung:
Kutipan pada dasarnya yang berperan memberikan “kehidupan” ke dalam sebuah berita. Tapi penulisan kutipan langsung perlu kecermatan. Kita harus bisa memilah pernyataan mana yang akan kita tuliskan sebagai kutipan langsung dan mana yang tidak. Relevansi adalah kuncinya. Jangan sertakan kutipan langsung yang tidak relevan. Selain itu, juga diperlukan aspek cita rasa bahasa di sini. Jangan sampai kutipan yang digunakan justru menjadikan alur cerita menjadi janggal atau bahkan kering.

Kutipan tidak langsung:
Digunakan ketika sebuah pernyataan penting untuk diinformasikan dan tetap merujuk kepada narasumber tertentu. Perlu diperhatikan apa bedanya kutipan tidak langsung ini dengan kutipan langsung.

Piramida terbalik:
Berita lempang (straight news) menggunakan metode penulisan piramida terbalik. Maksudnya adalah kita menyajikan informasi yang paling penting di bagian teratas suatu berita—karena biasanya pembaca akan berhenti membaca pada beberapa paragraf awal berita saja, oleh karena itu pastikan bahwa mereka sudah mendapatkan informasi yang penting di bagian awal berita tersebut. Taruh bagian yang dianggap kurang penting pada bagian akhir berita. Jangan masukkan informasi yang tidak penting ke dalam berita sama sekali.

Panjangnya paragraf:
Gunakan paragraf sesingkat mungkin. Satu, dua, atau tiga kalimat dalam satu paragraf sudah cukup. Paragraf yang terlalu panjang membuat pembaca bosan atau malas untuk membacanya. Jika memang informasi yang ingin disampaikan lumayan banyak sebaiknya dipecah saja menjadi paragraf yang lain.

Objektivitas:
Pembaca sama sekali tidak tertarik dengan opini wartawan terhadap suatu peristiwa atau fakta. Sebaik mungkin hilangkan posisi Anda sebagai penulis dalam berita Anda. Jangan pernah tunjukkan opini Anda dalam tulisan. Setiap klaim atau opini yang disajikan harus merujuk atau dirujukkan kepada orang lain atau narasumber Anda. Biarkan fakta atau narasumber yang berbicara, bukan wartawannya.

Sumber:
http://jerz.setonhill.edu/writing/journalism/news.htm

Kamis, 20 Oktober 2016

Mahasiswa di Sintang Gelar Aksi Damai, Evaluasi 2 Tahun Jokowi-JK

Foto: Aksi Mahasiswa di tugu Adipura Sintang/Riki Maulana

Lapmi Sintang - Sintang- Ratusan mahasiswa sintang melakukan aksi damai di tugu Adipura  dan Gedung DPRD Sintang, kamis (20/10/2016) terkait  evaluasi  2 tahun pemerintahan Jokowi-JK.

Aksi dilakukan oleh berbagai organisasi kemahasiswaan yang terdiri dari kelompok Cipayung (HMI, PMKRI, GMNI, PMII dan GMKI) serta BEM FISIP dan BEM FAPERTA Universitas Kapuas Sintang.

Aksi damai diawali dengan Long March yang dimulai dari Tugu BI menuju Tugu Adipura kemudian dilanjutkan dengan orasi dari  perwakilan  setiap organisasi kemahasiswaan.

Dalam aksinya mahasiswa mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk membangun sintang. 

"Sudah 71 tahun indonesia merdeka namun pembangunan di sintang masih kalah jauh jika dibandingkan dengan pulau Jawa", ujar Andika Lestari salah satu orator aksi, dalam orasinya juga ia menegaskan bahwa sintang juga bagian dari indonesia yang ingin menikmati pembangunan.

Koodinator Aksi, Dedianto mengatakan aksi yang dilakukan ini merupakan aksi serentak diseluruh indonesia.

"Aksi ini kami lakukan terkait evaluasi kepemimpinan Jokowi-JK selama dua tahun menjabat sebagai presiden Indonesia," katanya.

Dedi menuturkan, pada aksi serentak kali ini ratusan mahasiswa tersebut mengangkat isu kinerja pemerintahan Jokowi yang sampai saat ini dinilai belum optimal. Ia juga mengharapkan jokowi dapat  menepati janji-janji pada masa kampanye dulu.

Aksi  damai kemudian dilanjutkan di Gedung DPRD Sintang untuk menyuarakan tuntutanya kepada anggota DPRD, di gedung DPRD mahasiswa disambut oleh Wakil Ketua DPRD Sintang, bapak Sandang.

Aksi damai diakhiri dengan penyerahan berkas tuntutan mahasiswa kepada Wakil Ketua DPRD Sintang.

Penulis: Riki Maulana








Jumat, 07 Oktober 2016

HMI Komisariat UMP KS Gelar Basic Training

 
Sintang- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Persiapan UMP Kampus Sintang gelar Basic Training yang akan berlangsung pada hari Jumat, 7 Oktober 2016 hingga Senin, 10 Oktober 2016, bertempat di Gedung BLKI, Teluk Menyurai-Sintang. 

Basic Training yang merupakan jenjang perkaderan formal dasar ini mengusung tema “Membangun pola pikir mahasiswa yang kritis dan akademis melalui kaderisasi HMI”.

Basic Training  ini merupakan Basic Training  pertama yang digelar oleh HMI Komisariat persiapan UMP Kampus Sintang, yang bersatus sebagai Komisariat termuda di HMI Cabang Sintang. 

Kegiatan ini dibuka oleh Sutarmin S.Hut yang menjabat ketua KAHMI Sintang, dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa kader HMI harus berintelektual sehingga mampu menghadapi persaingan yang semakin berat. Dalam sambutannya pula ia menyinggung generasi islam sekarang, dia mengatakan "Di Indonesia banyak orang yang berilmu agama tapi sedikit yang beragama". Hal ini ia sampaikan atas keprihatinannya terhadap generasi islam yang tahu ilmu agama namun malas dalam menjalankan ajaran agama.

Dalam kesempatan yang sama Doniman Maulana selaku ketua Komisariat menyampaikan bahwa Basic Training merupakan salah satu jalan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri guna menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Sabtu, 17 September 2016

KOHATI Sintang Peringati MILAD

Sintang- Korps Himpunan Mahasiswa Islam Wati (Kohati) Sintang menyelenggarakan peringatan milad ke-50 Kohati di Sekretariat HMI Cabang Sintang, Sabtu (17/9/2016). 

Kegiatan ini dihadiri oleh Kader KOHATI Se-cabang Sintang dan Pengurus HMI Cabang Sintang.

Acara yang berlangsung pada pukul 19.00-22.00 Wib ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-quran dan sari tilawah oleh Eny Fitriany dan Dwi Novianti, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Ketum Umum HmI Cabang Sintang dan Ketua Umum KOHATI Cabang Sintang.

"Kohati sudah memasuki usia 50tahun yang jika dibandingkan dengan usia manusia maka bisa dikatakan tidak lagi muda" Ujar Andika Lestari selaku Ketua Umum Hmi Sintang dalam sambutannya, Ia pula menambahkan dengan usia yang sudah tua KOHATI harus berbenah diri serta mengambil peran dan berdampak positif secara sosial bagi masyarakat sintang dan indonesia. 

Ketua Umum Kohati Cabang Sintang juga menyampaikan bahwa Kohati cabang sintang harus bisa berkontribusi bagi daerah dan nasional. "Kohati Cabang sintang harus menjaga eksistensinya serta mampu berkontribusi untuk sintang khususnya dan indonesia umumnya".

Setelah sambutan selesai acara dilanjutkan dengan diskusi keperempuanan bersama salah satu perintis bedirinya HMI Cabang Sintang yaitu, Aida Fitriani, S.Sos, M.Si. Dalam materinya Ia mengatakan bahwa kecercadasan suatu bangsa dapat dilihat dari kecerdasan perempuannya. "Kader KOHATI harus sukses secara akademis, organisatoris dan berkualifikasi sarjana plus" imbuhnya.

Dalam penyampaian materinya juga Dekan FISIP Unka ini menekankan bahwa perempuan harus bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah dan bukan hanya sekedar menjadi objek dari kebijakan itu sendiri.

Acara puncak dari peringatan MILAD ini ditandai dengan pemotongan tumpeng Oleh Aida Fitriani, S.Sos, M.Si yang didampingi oleh Ketua umum HMI Cabang Sintang Beserta Ketua Umum Kohati Sintang,

Rangkaian acara kemudian ditutup dengan doa.

Penulis: Riki Maulana

Jumat, 16 September 2016

KAHMI Sintang Gelar Tadarus Nasional

Sintang- Korps Alumni HMI (KAHMI) daerah sintang melaksanakan tadarus nasional di masjid Al Amin Sintang, Sabtu pagi (17/9/2016) dalam rangka memperingati MILAD Ke-50 KAHMI.
Acara ini berlangsung dari pukul 08.00-11.00 Wib dan dihadiri oleh KAHMI, HMI serta undangan dari organisasi lain.

Ketua panitia Elvi Juliansyah, mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan disintang saja, melainkan secara serentak di 77kabupaten/kota se Indonesia.

Setelah tadarus, acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ust. Moh. Hedi  dalam tausiyahnya beliau mengingatkan akan pentingnya membaca Al Qur'an.

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ust. Rohendi.

Reporter : Rudi Hamdani
Penulis : Riki Maulana

Selamat Milad Ke-50 Korps HmI-Wati




Korps-HMI-Wati (KOHATI) sebagai badan khusus HMI, didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada Kongres VIII di SOLO. Adapun fungsi KOHATI adalah sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI di dalam wacana keperempuanan.

KOHATI kini sudah berusia 50tahun yang jika dibandingkan dengan usia manusia 50tahun sudahlah tua. Namun dengan usia yang tua ini sudahkah kohati mencapai tujuannya.

Dalam  tafsir tujuan  KOHATI, disebutkan bahwa KOHATI bertujuan:
Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita. Sebuah organisasi diperlukan tujuan yang jelas, sehingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah.

KOHATI dibentuk  bukan semata-mata sebagai pelengkap HMI.

"Jadilah KOHATI yang tangguh'' 

Penulis : Riki Maulana

KOHATI DAN MASA DEPAN

Oleh : Andika Lestari
Ketua Umum HMI Cabang Sintang Periode 2016-2017

Saat ini KOHATI telah berusia 50 tahun sejak kelahirannya pada tanggal 2 Jumadil awal 1386 H atau bertepatan pada tanggal 17 September 1966 M. KOHATI merupakan singkatan dari Korps HMI-wati, yang merupakan salah satu badan khusus HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Sebagai lembaga perkaderan, KOHATI sesungguhnya memiliki tujuan yang mulia, yakni terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita. Berbagai dinamika perkembangan KOHATI dari periode ke periode menunjukkan karakter dan pencirian yang berbeda-beda. Misalnya saja dapat dilihat pada awal pembentukannya, terdapat tiga semangat yang melatarbelakangi lahirnya KOHATI ini, yakni eksistensi, aktualisasi serta akselerasi. Eksistensi yang dimaksud adalah adanya suatu semangat dan kesadaran dari kaum hawa untuk dapat menjadi subjek dalam pembangunan bangsa. Eksistensi KOHATI menjadi salah satu hal yang sangat penting, karena ia menjadi “laboratorium hidup” dalam menghasilkan HMI-wati yang berkualitas menghadapi masa depan. Sedangkan, aktualisasi bermaksud untuk menyatakan dalam tindakan nyata untuk mengadakan pembaharuan dan perbaikan dalam menghadapi tantangan zaman yang senantiasa berubah. Serta, akselerasi adalah semangat dalam melakukan percepatan peran sosiologis dan politis, ditunjukkan sebagai lembaga yang ikut mewarnai masa depan Indonesia.
Pembaharuan yang terjadi diberbagai belahan dunia dalam hal membangun kesetaraan masih bergulir hingga sekarang. Pada akhirnya gerakan keperempuanan diseluruh dunia memiliki kekuatan tersendiri. Di Indonesia para pejuang nasionalisme dari kaum perempuan telah ada jauh sebelum kemardekaan Indonesia, seperti Cut Nyak Dien, Kartini, Dewi Sartika dll. Hal ini seharusnya menjadi cerminan bagi KOHATI untuk terus melakukan pembaharuan dalam membangun gerakan yang lebih aktif. KOHATI sebagai salah satu pilar HMI, memiliki fungsi dan peran khusus dalam menjalankan misi organisasi. KOHATI yang merupakan perpanjangan tangan organisasi induk dalam wacana keperempuanan harus mampu mengawal isu yang berkembang dimasyarakat dalam bidang keperempuanan.
Memperhatikan hal tersebut, KOHATI saat ini belum banyak menyumbangkan pemikiran-pemikiran brilian jika dibandingkan dengan sumbangsih HMI. KOHATI sebagian besar hanya menjadi penonton tanpa melakukan upaya perbaikan baik itu ditubuh KOHATI maupun terhadap bangsa. Kebesaran KOHATI saat ini masih menumpang pada kejayaan HMI dimasa lalu. Pertanyaan yang lahir, akan kah KOHATI tetap seperti ini?
Jika ditinjau ulang tujuan KOHATI menciptakan muslimah insan cita. Seperti yang kita ketahui, empat kriteria muslimah insan cita, terdiri dari kepribadian muslimah, Intelektual, Profesional dan Mandiri untuk tetap menegakkan bendera HMI dalam bidang pergerakan perempuan. Hal ini perlu dimiliki oleh KOHATI, jika KOHATI mempersiapkan diri untuk melahirkan kader-kader impian. Kenyataan yang selama ini terjadi KOHATI hanya jalan ditempat dan terkurung oleh konflik internal dalam tubuh KOHATI. Seperti lemahnya koordinasi gerakan, kurang solid antar pengurus KOHATI baik ditingkat komisariat maupun KOHATI cabang. Terlebih dengan banyaknya isu keperempuanan yang berkembang dimasyarakat dan belum mampu untuk menyikapi isu kewanitaan yang ada. Dengan demikinan momentum milad KOHATI yang ke 50 menjadi tonggak KOHATI agar memahami tujuan utama KOHATI dan bagaimana mencapai tujuan tersebut agar terlahir kader KOHATI yang tangguh dan berwawasan luas.
“Berjuanglah sesuai kemampuan dalam bidangmu masing-masing. Dengan terus berusaha memperbaiki kualitas diri, sejatinya kita (wanita) juga sedang berjuang untuk membangun bangsa ini”
Daftar Pustaka
Editor : Riki Maulana

Kamis, 15 September 2016

Asap Mulai Menyelimuti Langit Sintang

https://lapmisintang.blogspot.co.id - Sintang Sekitar dua hari terakhir asap mulai menyelimuti langit  sintang. Asap ini disebabkan oleh kebakaran lahan dibeberapa wilayah Kalimantan Barat.

Dari pantauan penulis, sampai saat ini kamis (15/9) kabut asap masih dalam keadaan yang tidak begitu menggangu, jarak pandang mulai berkurang karena asap tetapi belum begitu menganggu pada saat berkendara.

Disintang sendiri seperti yang dilansir dalam beritasatu.com jumlah titik api mencapai 219 titik.

Dikutip dari: Beritasatu.com
                      (http://www.beritasatu.com/lingkungan/385810-bmkg-temukan-356-titik-api-di-kalbar.html)

Rabu, 14 September 2016

Sekilas LAPMI

Mungkin masih banyak kader Hmi cabang Sintang yang belum tahu atau mengenal lapmi. sekilas akan saya jelaskan tentang lapmi.
lapmi merupakan singkatan dari Lembaga Pers Mahasiswa Islam yang merupakan salah satu lembaga Pengembangan profesi yang ada di lingkungan HmI.
untuk diketahui HmI memiliki lembaga pengembangan profesi diantaranya:
 
  1. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), pencetus terbentuknya Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
  2. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
  3. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
  4. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
  5. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
  6. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
  7. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
  8. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
  9. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
Lapmi merupakan lembaga pengembangan profesi yang bergerak dibidang pers atau junalistik yang dapat dijadikan sebagai wadah pengembangan diri bagi kader Hmi yang memiliki minat dalam bidang jurnalistik dan literasi.

CATATAN SEORANG KADER



Oleh : Riki Maulana

Kabid PPD HmI Cabang sintang 2016-2017

Kurang lebih 3 tahun saya berkader di HmI Cabang Sintang, telah banyak pengalaman yang dilalui sehingga mendapat banyak pelajaran yang berguana untuk memperbaiki diri. Hal yang memotivasi saya untuk bergabung dengan hHmI adalah perkataan seorang senior HmI pada saat maperca di HmI komisariat FISIP Unka yaitu, “Kalau kamu masuk HmI, maka sadaramu ada dimana-mana”. Atas dasar itulah saya memutuskan untuk mengikui LK1 (Basic Training) yang merupakan perkaderan tingkat pertama di HmI.

Sebagai mahasiswa baru yang notabene pernha malang melintang didunia organisasi seperti OSIS, PRAMUKA, PASKIBRA dan PKS tetap saja saat itu saya mengalami kegagapan dalam menjalani kehidupan awal kampus yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan kehidupan disekolah yang mana kemandirian dan kegesitan sangat dibutuhkan didunia kampus. Disitulah awal mula saya merasakan manfaat bergabung diHmI, pada saat bingung dalam beradaptasi dengan kehidupan kampus, saya dapat bertanya dan meminta saran kepada kanda dan yunda senior HmI yang dengan senang hati berbagi Ilmu dan pengalaman dengan saya yang masih mahasiswa baru saat itu.

Berkader diHmI merupakan hal yang menyenangkan sekaligus bermanfaat untuk meningkatkan kemapuan mengelola diri dan kelompok. Dimana diHmI kita dihadapkan dengan berbagai macam persoalan yang menunggu untuk dipecahkan dengan cepat dan tepat. Disitulah kadar Intelektual dan Emosional saya sebagai kader HmI diuji dan dilatih sehingga menjadi tangguh dan tahan banting.

Lantas apa manfaat bersusah payah berkader diHmI? Kamu kenal Munir (Aktvis HAM), M. Arifin Ilham (Tokoh agama), Akbar Tanjung (Ketua DPR 1999–2004), Jusuf Kalla (Wapres), Anies Baswedan (menteri), Ahmad Syafii Maarif (ketua umum muhamadiyah 2000-2005). Jika kenal, apa persamaan dari tokoh-tokoh diatas.? Mereka sama-sama pernah berkader diHmi.

Dari tokoh-tokoh tersebut saya semakin yakin bahwa berkader diHmI bukanlah yang percuma, karena HmI juga dikenal dengan proses perkaderannya yang baik dan jelas. Dalam HmI ada 3 jenjang perkaderan yaitu, Basic Training (LK1), Intermediete Training (LK2) dan Advance Training (LK3). Jadi jika telah melalui semua jenjang training matang sudah perkaderannya diHmi.

Di HmI juga tidak dikenal dengan kata pesimis jika menghadapi persoalan karena di HmI ada istilah YAKUSA atau Yakin Usaha Sampai yang memacu semangat pantang mundur untuk mencapai tujuan walau rintangan menghadang.

Yakin Usaha Sampai

Sejarah Awal berdirinya HmI

HMI di prakarsai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH-UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernapaskan Islam dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan November 1946, ia mengundang para mahasiswa Islam yang berada di Yogyakarta baik di Sekolah Tinggi Islam, Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada dan Sekolah Teknik Tinggi, untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. 

Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun Lafran Pane mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya. Pada tanggal 5 Februari 1947 (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati) Yogyakarta, masuklah Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan : "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".

Kemudian ia meminta agar Husein Yahya memberikan sambutan, namun dia menolakf dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah :
  • Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
  • Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.
  • Di antararekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa Islam ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.
Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan :
  • Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947, menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan :
  • Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran Rumah Tangga akan dibuat kemudian.
  • Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut :
Ketua Lafran Pane
Wakil Ketua Asmin Nasution
Penulis I Anton Timoer Djailani, salah satu pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII)
Penulis II Karnoto Zarkasyi
Bendahara I Dahlan Husein
Bendahara II Maisaroh Hilal
Anggota Suwali Yusdi Gozali, pendiri Pelajar Islam Indonesia (PII) Mansyur 


Sumber:  WikiPedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_Mahasiswa_Islam)

Selasa, 13 September 2016

Idul Adha dan Pengabdian Kader HmI






Oleh : Yanto
Ketua Umum HmI cabang Sintang Periode 2015-2016

Idul Adha atau di kenal juga dengan hari raya kurban di rayakan pada tanggal 10 dzulhijjah oleh seluruh umat islam di seluruh pelosok dunia. Hari raya ini menginggatkan kita akan keikhlasan seorang nabi Allah, Ibrahim As yang rela menyembelih anaknya, Ismail As. Pengorbanan yang maha dahsyat itu menjadikan kita sebagai umat muslim untuk di taati sebisa mungkin, tentu dengan kemampuan yang kita miliki, tanpa harus merasa berat dan terbebani.

Sebagai seorang mahasiswa, kita memiliki pekerjaan rumah (pr) untuk selalu di perhatikan dan berharap akan bisa di kerjakan dengan tuntas. Pr kita sebagai mahasiswa bukan hanya kesibukan di kampus untuk meningkatkan nilai-nilai akademis yang akan mempengaruhi IPK kita. Namun meninggalkan kepedulian kita akan saudara-saudara kita yang hidupnya serba susah, tertindas oleh zaman dan pemangku kekuasaaan yang terkadang hanya menguntungkan orang-orang besar yang memiliki kepentingan serta menindas kaum rendah yang serba susah.

Namun tidak hanya itu juga, di bagian-bagian terpencil setiap kota juga hidup saudara-saudara kita yang mengalami nasib yang kurang beruntung, walau terlahir dengan segala kesempurnaan yang di berikan tuhan kepada mereka tetapi tidak bisa memaksimalkan apa yang telah tuhan berikan, dan pada akhirnya hanya menjadi kuli di negeri sendiri. Lantas apa yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa, jika yang kita perhatikan hanya keperluan dan kepentingan diri sendiri, menutup mata kita rapat-rapat untuk kepentikan orang banyak yang ada di sekitar kita.

Himpunan Mahasisa Islam yang dikenal dengan nama HmI merupakan organisasi tertua yang lahir setelah 2 tahun Indonesia merdeka tepatnya 05 Februari 1947 oleh kakanda Lafran Pane. HmI selalu jaya, karena memiliki ciri khas yang jarang di miliki oleh organisasi lain, yaitu perkaderan. Selama perkaderan HmI berjalan, selam itulah HmI akan selalu ada dan memberikan warna untuk umat dan bangsa. 

Dalam menjalankan organisasi, kita dihadapkan pada diri kita, umat serta bangsa. Kita tidak hanya fokus terhadapan urusan-urusan yang hanya menguntungkan diri sendiri, jauh dari itu semua, kader HmI berbuat untuk kepentingan orang banyak. Semua itu tidak akan berjalan dengan baik kalau kita tidak punya semangat untuk berkorban dan berbuat kebaikan, berikan sentuhan terbaik untuk negeri ini, walaupun hanya sebaikan kecil, jika seluruh indonesia berpikiran yang sama, maka hal yang kecil tadi menjadi kekuatan terbesar untuk terus membangun dan menciptakan negara adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Dalam rangka perayaan idul kurban ini saya secapa pribadi mengajak semua kader HmI untuk terus berbuat demi satu tujuan, tujuan yang mungkin di inginkan oleh kakanda Lafran Pane, berkarya membangun umat dan bangsa. Dan perhatianku tertuju pada generasi-generasi yang ada di himpunan tercinta ini.
Salam, Yakusa

Editor: Riki Maulana

Senin, 12 September 2016

Kirimkan Tulisanmu

Bagi seluruh kader HMI Cabang Sintang yang ingin tulisannya dimuat dalam Blog Lapmi Sintang, baik berupa artikel maupun berita, silahkan kirimkan tulisan ke:

Email  : lapmisintang@gmail.com

Kami tunggu tulisan terbaikmu.


Catatan: Jika sudah mengirim harap dikonfirmasi ke
No. HP : 085-822-081-036
FB        : ( Maulana Al Fatah) https://www.facebook.com/riki.maulana1020

Minggu, 11 September 2016

HMI Sintang Gelar RAKER

lapmisintang.blogspot.co.idSintang – Pengurus baru Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Sintang periode 2016 – 2017  dinahkodai oleh Andika Lestari dan Julkirmansah yang masing-masing sebagai Ketua umum dan sekretaris umum yang beberapa waktu lalu secara resmi dikukuhkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HmI, Mulyadi P. Tamsir, Sabtu (10/9/16)  menggelar Rapat Kerja (Raker).

 Rapat Kerja  dihadiri oleh seluruh jajaran kepengurusan HMI cabang sintang periode 2016-2017 dan masing-masing  bidang telah menyusun program kerja andalannya untuk satu periode kepengurusan kedepan.

Dalam rapat yang berlangsung dari siang hingga tengah malam ini tersusunlah program-program yang berbasis pemcahan masalah HmI Cabang Sintang khusunya dan masalah masyarakat sintang pada umumnya.

Sebelum Rapat Kerja HmI cabang sintang pula menggelar UP Grading yang diisi oleh Supriyadi S.hut , Imam Asrori S.hut M.M dan Slamet Bowo S. S.hut yang merupakan mantan pengurus  HMI Cabang Sintang.

Dalam raker ini pula Andika Lestari ingin mewujudkan HMI IMPIAN yang merupakan jargon beliau pada saat pemilihan ketua umum bebrapa waktu lalu.

Penulis: Riki Maulana



Kamis, 11 Agustus 2016

Andika Lestari Pimpin HMI Cabang Sintang

Pelantikan pengurus HMI cabang sintang di Aula LPP RRI Sintang, Kamis (8/8/2016)

Yanto secara resmi menyerahkan  estafet kepemipinan HMI cabang Sintang kepada Andika Lestari, Kamis (8/8/2016) di Aula LPP RRI Sintang.

Acara pelantikan pengurus HMI Cabang Sintang disaksikan langsung oleh Ketua KAHMI Sintang, Ketua Pengurus Besar HMI  dan Bupati Sintang serta para tamu undangan. 

Dalam Sambutannya Andika Lestari mengharapkan dukungan dari segenap kader HMI cabang sintang untuk bersama-sama menyukseskan segala bentuk kegiatan HMI Cabang sintang.

Mulyadi P Tamsir selaku ketua PB HMI juga menyampaikan bahwaa kader HMI harus memiliki Soft Skill sehingga mampu bersaing diera MEA dan Arus  bebas ekonomi.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Bupati sintang yang merupakan salah satu alumni HMI yaitu Dr. H. Jarot Winarno M.Med,P.H yang dalam sambutannya beliau mengatakan Kader HMI harus mampu menjadi Inisiator dan Inovator dalam segala bidang.

Acara pelantikan dimulai dengan , pembacaan Al Qur'an oleh Siti dahlia dan sari tilawah oleh Wellyanita, pembacaan nama pengurus, pengambilan sumpah, dan sambutan-sambutan.

Setelah pengurus cabang diambil sumpah dan dinyatakan sah oleh ketua PB HMI, selanjutnya giliran Evi Fitriani beserta jajarannya yang dilantik menjadi pengurus KOHATI Cabang sintang oleh Ketua Umum HMI Cabnag Sintang dan Kabid PAO.

Para pengurus yang dilantik memakai seragam berwarna Hijau dan Hitam. Suara mereka lantang menjawab 'bersedia' saat di tanya kesiapan dilantik.


Oleh: Riki Maulana


 

Sabtu, 06 Agustus 2016

Ketua Umum PB HMI Dari Masa Ke Masa

Ketua umum pengurus besar HMI adalah:
  1. Lafran Pane                 1947 - 1948       
  2. MS Muntiharjo             1948 - 1950       
  3. Lukman L Hakim        1950 - 1952      
  4. A.D ranuwiharjo          1952 - 1954      
  5. Deltar Noor                  1954 - 1956      
  6. Amin Rajab                 1956 - 1958     
  7. Ismail Hasan                1958 - 1960     
  8. Nursal                          1960 - 1962     
  9. O. Komaruddin               1962 - 1964       
  10. Sulastomo                    1966 – 1969
  11. Nurcolis Madjid           1969 - 1971      
  12. Nurcolis Madjid           1971 - 1974           
  13. Akbar Tanjung             1974 - 1976      
  14. Ridwan Saidi               1976 – 1978     
  15. Chumaidah SH            1978 – 1980 
  16. Abd Hehumunua         1980 - 1982
  17. Ahmad Zakky S.          1982 – 1984
  18. Harry Azhar Aziz        1984 – 1986
  19. M. Saleh Khalid           1986 - 1988
  20. Herman Widyananda   1990 - 1992
  21. F. Mursyidin Baldan    1992 - 1994
  22. M. Yahya Zaini            1994 – 1996
  23. Taufik Hidayat              1996 – 1997
  24. Anas Urbaningrum      1997 – 1999
  25. Facruddin                    1999 - 2001
  26. Kholis Malik                2002 - 2003               
  27.  Hasanuddin                2003 – 2005
  28. Fajar Zulkarnain          2006 – 2008
  29. Arif Mustofa                2008 – 2010
  30. Noerfajriansyah             2010 – 2013
  31. Arif Rosyid                  2013-2015
  32. Mulyadi P. Tamsir       2016-2017

Subscribe & Follow