Oleh : Andika Lestari
Ketua Umum HMI Cabang Sintang Periode 2016-2017
Saat ini KOHATI telah berusia 50 tahun sejak
kelahirannya pada tanggal 2 Jumadil awal 1386 H atau bertepatan pada tanggal 17
September 1966 M. KOHATI
merupakan singkatan dari Korps HMI-wati, yang merupakan salah satu badan khusus
HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati
dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Sebagai lembaga
perkaderan, KOHATI sesungguhnya memiliki tujuan yang mulia, yakni terbinanya
muslimah yang berkualitas insan cita. Berbagai dinamika perkembangan KOHATI
dari periode ke periode menunjukkan karakter dan pencirian yang berbeda-beda.
Misalnya saja dapat dilihat pada awal pembentukannya, terdapat tiga semangat
yang melatarbelakangi lahirnya KOHATI ini, yakni eksistensi, aktualisasi serta
akselerasi. Eksistensi yang dimaksud adalah adanya suatu semangat dan kesadaran
dari kaum hawa untuk dapat menjadi subjek dalam pembangunan bangsa. Eksistensi
KOHATI menjadi salah satu hal yang sangat penting, karena ia menjadi
“laboratorium hidup” dalam menghasilkan HMI-wati yang berkualitas menghadapi
masa depan. Sedangkan, aktualisasi bermaksud untuk
menyatakan dalam tindakan nyata untuk mengadakan pembaharuan dan perbaikan
dalam menghadapi tantangan zaman yang senantiasa berubah. Serta, akselerasi
adalah semangat dalam melakukan percepatan peran sosiologis dan politis, ditunjukkan
sebagai lembaga yang ikut mewarnai masa depan Indonesia.
Pembaharuan
yang
terjadi diberbagai belahan dunia dalam hal membangun kesetaraan masih
bergulir
hingga sekarang. Pada akhirnya gerakan keperempuanan diseluruh dunia
memiliki
kekuatan tersendiri. Di Indonesia para pejuang nasionalisme dari kaum
perempuan
telah ada jauh sebelum kemardekaan Indonesia, seperti Cut Nyak Dien,
Kartini, Dewi Sartika dll. Hal ini seharusnya menjadi cerminan bagi
KOHATI untuk terus
melakukan pembaharuan dalam membangun gerakan yang lebih aktif. KOHATI
sebagai
salah satu pilar HMI, memiliki fungsi dan peran khusus dalam menjalankan
misi
organisasi. KOHATI yang merupakan perpanjangan tangan organisasi induk
dalam
wacana keperempuanan harus mampu mengawal isu yang berkembang
dimasyarakat
dalam bidang keperempuanan.
Memperhatikan
hal tersebut, KOHATI saat ini belum banyak menyumbangkan pemikiran-pemikiran
brilian jika dibandingkan dengan sumbangsih HMI. KOHATI sebagian besar hanya
menjadi penonton tanpa melakukan upaya perbaikan baik itu ditubuh KOHATI maupun
terhadap bangsa. Kebesaran KOHATI saat ini masih menumpang pada kejayaan HMI
dimasa lalu. Pertanyaan yang lahir, akan kah KOHATI tetap seperti ini?
Jika ditinjau
ulang tujuan KOHATI menciptakan muslimah insan cita. Seperti yang kita ketahui,
empat kriteria muslimah insan cita, terdiri dari kepribadian muslimah,
Intelektual, Profesional dan Mandiri untuk tetap menegakkan bendera HMI dalam
bidang pergerakan perempuan. Hal ini perlu dimiliki oleh KOHATI, jika KOHATI
mempersiapkan diri untuk melahirkan kader-kader impian. Kenyataan yang selama
ini terjadi KOHATI hanya jalan ditempat dan terkurung oleh konflik internal
dalam tubuh KOHATI. Seperti lemahnya koordinasi gerakan, kurang solid antar
pengurus KOHATI baik ditingkat komisariat maupun KOHATI cabang. Terlebih dengan
banyaknya isu keperempuanan yang berkembang dimasyarakat dan belum mampu untuk
menyikapi isu kewanitaan yang ada. Dengan demikinan momentum milad KOHATI yang
ke 50 menjadi tonggak KOHATI agar memahami tujuan utama KOHATI dan bagaimana
mencapai tujuan tersebut agar terlahir kader KOHATI yang tangguh dan berwawasan
luas.
“Berjuanglah sesuai kemampuan dalam bidangmu
masing-masing. Dengan terus berusaha memperbaiki kualitas diri, sejatinya kita
(wanita) juga sedang berjuang untuk membangun bangsa ini”
Daftar
Pustaka
Editor : Riki Maulana
Tidak ada komentar:
Write komentar